volume vs kualitas vs kebanggan kosong
February 15, 2016 at 17:31 6 comments
miris dengan Industri kopi kita …
Penggemar Kopi Sejati wajib membaca postingan mas adi taroepratjeka aka peminumkopi ini …
Beberapa minggu yang lalu dunia kopi di Indonesia diributkan oleh pernyataan sebuah kedai kopi jaringan internasional yang menyatakan mereka tidak menjual kopi indonesia karena kualitasnya yang tidak stabil
Netizen bergelora, mengeluarkan pernyataan-pernyataan panas, membawa-bawa masalah nasionalisme. Pernyataan itu pun kemudian beralih menjadi sebuah hasutan untuk memboikot tempat tersebut, dengan dalil sakit hati.
Melihat hal itu terjadi, saya tersenyum kecut. Sedemikian kerdilkah jiwa kita, dan sedemikian membutakannya kah kebanggan kita bernegeri sehingga pernyataan tersebut dianggap menghujat.
Apabila kedai yang buka tersebut bukanlah sebuah jaringan dari luar, apakah hal yang sama akan terjadi? Menurut logika saya tidak. Kedai tersebut akan malah terkenal di dunia maya, karena menawarkan kopi-kopi eksotis dari luar negeri. Rasa-rasa yang berbeda dengan kopi negeri ini akan membuat orang mengetik pujian, dan foto akan bertaburan demi menunjukkan eksistensi, bahwa kita sudah disana. Tidak percaya? Lihatlah kedai-kedai kopi kekinian yang sekarang muncul di kota-kota besar. Berapa banyak dari mereka yang…
View original post 398 more words
Entry filed under: My Life.
6 Comments Add your own
Leave a comment
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. cidtux | February 24, 2016 at 16:25
kebetulan ane bukan penggemar kopi om… ngiahahahaha…, sekali minum langsung pusing… :V
2. gadgetboi | February 24, 2016 at 17:27
@cidtux: asik… Ngeblog lagi kang 😀
3. winnymarlina | March 10, 2016 at 22:20
kualitas emang sangat pentinhg sih demi membangun citra
4. gadgetboi | March 11, 2016 at 17:14
@winnymarlina: ya. bukan citra sebatas marketing saja
5. bluethunderheart | March 13, 2016 at 01:32
semangat dan terus smenagat ngeblog y bang
salam hangatd ari blue\apa kabar?
6. gadgetboi | March 16, 2016 at 21:25
@bluethunderheart: hallo bang, kemane aje