Archive for May 17, 2010
Ketika kita sakit …
Menyambung bahasannya mas Andy MSE di posting mengenai Orang miskin dilarang sakit, Saya ingin bercerita tentang pelayanan kesehatan di kota bekesong bekasi ini Jujur saja selama ini saya belum pernah mencicipi pelayanan kesehatan murah, alias puskesmas di Bekasi ini. Alasannya karena jauh! Dan mengharuskan menggunakan Ojek (kalau enggak ada motor atau mobil pribadi) dan itu sangat MAHAL hehehe. Lucu aja kalau ongkos ojek jauh lebih mahal daripada ongkos berobatnya . Jadi opsi satu-satunya ya ke dokter praktek rumahan atau rumah sakit yang memang dekat dengan rumah saya (naik angkot 5000 bisa bolak-balik lah ). Inilah beberapa opsi jika saya sakit:
1. Dokter Larso: Dokter Larso merupakan dokter saya sejak saya masih kecil! jadi catatan medis saya lengkap dan meski saya sudah tidak berobat sama dia selama 10 tahun! catatannya masih ada tuh .. . Tempat prakteknya sebenarnya dekat dengan rumah saya, namun saya harus menyeberang jalan raya dan lumayan gempor kalau jalan. Dan berhubung tidak ada angkot lewat ke sana maka becak dan ojek merupakan alternatif kendaraan menuju ke sana . Naik becak atau ojek bolak balik 10.000 lah … untuk ongkos berobat ke sini standar dokter umum lah … antara 80.000 sampai 100.000 (tergantung banyak obatnya) dengan obat generik yang diracik oleh dia sendiri. Uniknya walau di depan ada yang jaga (keamanan sama resepsionis) , hal tetek bengek menyangkut keuangan sama dia sendiri. jadi bayar sama dia, dia sendiri yang menyerahkan obatnya enggak ada apoteknya. yang bikin keki kalau ternyata suplai obat sudah habis. sehingga kita harus menebus di apotek! Dua kali kerja kita … Tapi emang paten banget lho hasil pemeriksaannya dia! makannya jangan salah kalau saya sering pulang jam 10 malam karena pasien menumpuk. Sayangnya dia hanya praktek dari jam 6 sore, karena dia merupakan dokter sebuah rumah sakit mahal! (pantesan paten!). jadi praktek ini hanya sambilan saja. hehehe. Sayangnya seiring usia yang semakin tua, dr. Larso tidak diperkenankan untuk praktek lama-lama oleh anaknya, maklum usia sudah kepala 7 (kalau enggak salah dia sebenarnya sudah pensiun praktek di rumah sakit) dan dia tinggalnya kan di Jakarta. Jadi sekarang prakteknya sekarang “semaunya” hehe… jadi kalau mau ke sini harus menelepon dulu.
2. Dokter jaga 24 jam: Ada dokter praktek 24 jam di dekat rumah saya, beserta apotek 24 jam juga (saingan sama mcD ) .Ongkos perjalanan dari rumah bolak-balik itu sekitar 5000an kalau pakai angkot. urusan bayar yah sama lah dengan dokter Larso, namun yang membuat saya geli adalah pengalaman “memalukan” ketika pertama kali ke sini. ceritanya saya mau ke dokter dan berhubung enggak tahu jalan masuk ke pintu mana, saya tanya orang yang lagi nyuci mobil. “mas, kalau mau ke dokter, kemana yah masuknya (pintu)?” (maklum banyak sekali pintu). Dan dia menunjukkan pintunya tanpa basa basi. Saya masuklah pintu tersebut, mendaftar dan kemudian langsung dipanggil (enggak ada pasien sih ) dan eng .. ing ..eng ternyata dokternya itu orang yang tadi, yang lagi nyuci mobil . Walah … tengsing akyu jadinya … Abis dokter kok asik nyuci mobil pake baju kucel plus celana jeans pendekgembel , kan saya jadi menyangka dia itu supirnya dokter *maap dech * Menurut saya semua dokter sama saja, toh apa lagi kalau penyakitnya tidak jauh dari flu. tapi bagi sebagian orang dokter yah harus tua, makanya dokter praktek 24 jam yang rata-rata merupakan dokter baru sering tidak ada pasien. konsekuensinya dokter 24 jam adalah tarifnya juga sama dengan dokter umum berpengalaman (enggak mau rugi soalnya pasiennya sedikit) . 60 ribu plus obat generik (obat standar) jadi jatuh-jatuhnya ya 100 rubuan. lumayan mahal yah … padahal cuman batuk pilek dan flu saja penyakitnya …
3. Dokter di Rumah Sakit: Kebetulan saya memiliki rumah yang lumayan strategis. dekat kemana-mana. Biasanya saya sering ke dokter spesialis kalau memang penyakitnya sudah gawat (seperti pernah saya gejala demam berdarah dan juga pernah kena tipes, gondongan, dll pokoknya saya sering banget dech kena penyakit ) Namun sering juga berobat ke dokter umumnya (kalau ke pepet dokter di dekat rumah enggak ada). konsekuensi berobat ke dokter di rumah sakit adalah hanya satu sih: MAHAL gimana engga mahal, lha kan di dokternya itu merupakan dokter pilihan dari beberapa rumah sakit, plus ditambah biaya administrasi plus ppn plus plus dll sehingga obat generik yang seharusnya murah jadi dua kali lipat kali . jadi opsi ini adalah opsi terakhir untuk saya kalau Dokter lainnya tidak ada.
melihat opsi di atas tentu saja untuk sebagian kalangan terutama rakyat kecil tidak semuanya mampu untuk berobat disini. mengingat berobat atas 70 ribu sangatlah berat bagi sebagian kalangan (makanya seringnya kalau flu dan lain-lain kebanyakan rakyat Indonesia memilih makan obat warung atau di kerok kali yah ). Namun Bekasi beruntung sekali ada dokter yang sangat baik, Namanya Dr. Jhonny. siapakah Dr. Jhonny? nanti dech saya kasih tahu di posting selanjutnya.
*alasan saya memposting ini karena saya sekarang harus bed rest jadi daripada BT mending posting dan blogwalking, Doakan saya sembuh yah
Recent Comments